Dulu banget, pas awal-awal internet muncul, sekitar tahun 1990-an sampai awal 2000-an, kita kenal sama yang namanya Web 1.0. Bayangin aja Web 1.0 itu kayak perpustakaan digital raksasa. Kamu cuma bisa baca dan lihat isinya, tapi jarang banget bisa ikutan bikin atau ngasih komentar. Kebanyakan isinya itu statis, dibuat sama satu pihak aja, dan penggunanya cuma bisa jadi konsumen informasi. Mirip kayak website pribadi jadul atau portal berita yang isinya cuma teks dan gambar doang. Interaksi? Hampir nggak ada.
Nah, beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 2004 dan seterusnya, lahirlah Web 2.0. Ini dia nih era di mana internet mulai ramai dan interaktif. Facebook, YouTube, Wikipedia, blog pribadi – semua ini adalah contoh nyata dari Web 2.0. Di sini, penggunanya nggak cuma jadi pembaca, tapi juga bisa ikutan bikin konten, komen, nge-share, bahkan jadi kreator. Media sosial jadi primadona, dan kita bisa berinteraksi langsung sama orang lain di seluruh dunia. Intinya, Web 2.0 itu tentang partisipasi, kolaborasi, dan jaringan sosial.
Sekarang, kita lagi beranjak ke Web 3.0, yang mulai ramai dibicarakan sekitar tahun 2010-an akhir hingga sekarang. Web 3.0 sering disebut juga "web semantik" atau "web desentralisasi." Konsepnya agak lebih kompleks, tapi intinya internet bakal jadi lebih "pintar" dan bisa ngerti konteks dari informasi yang kita cari. Bayangin aja asisten virtual yang bener-bener ngerti apa yang kamu mau, bukan cuma kata kunci. Selain itu, Web 3.0 juga erat kaitannya sama teknologi blockchain, yang bikin data jadi lebih aman dan nggak terpusat. Jadi, kita punya kontrol lebih besar atas data kita sendiri. Ini kayak internet yang bisa mikir dan ngerti kamu lebih dalam.
Terus, gimana sama Web 4.0 atau versi yang lebih baru lagi? Nah, ini masih dalam tahap spekulasi dan pengembangan, mungkin akan muncul di era 2030-an dan seterusnya. Beberapa ahli bilang Web 4.0 itu tentang "web cerdas" yang terhubung langsung sama kecerdasan buatan (AI) yang super canggih, bahkan bisa merasakan emosi manusia. Ada juga yang memprediksi internet bakal makin terintegrasi dengan dunia fisik kita (Internet of Things jadi lebih advanced), bahkan mungkin kita bisa berinteraksi dengan dunia virtual lewat teknologi augmented reality atau virtual reality yang jauh lebih imersif. Intinya, masa depan internet bakal makin gila dan makin nyatu sama kehidupan kita sehari-hari, sampai-sampai kita mungkin nggak sadar lagi kalau kita sedang berinteraksi dengan internet.
Seru kan?!